Selasa 16 Apr 2024 05:40 WIB

Ternak Jangkrik Mampu Tumbuhkan Ekonomi Keluarga di Lebak

Sebagai usaha sampingan para pekerja informal, ternak jangkrik sangat membantu.

Peternak jangkrik (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Peternak jangkrik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sejumlah peternak jangkrik di Kabupaten Lebak, Banten, mampu menumbuhkan ekonomi keluarga dengan pendapatan rata-rata Rp 6 juta per bulan.

"Kami sejak setahun menggeluti usaha ternak jangkri. Hingga kini kami dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga," kata Sunardi (50 tahun), warga Bojong Apus Kalanganyar Kabupaten Lebak.

Baca Juga

Para peternak jangkrik di wilayahnya sekitar 15 orang dan ternak jangkrik masih menjadi usaha sampingan. Mereka umumnya para pembudidaya jangkrik itu beragam profesi mulai pedagang, buruh bangunan, petani, pengemudi angkutan hingga pegawai aparatur sipil negara.

"Saya sendiri sebagai pedagang cingcau keliling sangat terbantu ekonomi keluarga dari hasil usaha sampingan ternak jangkrik bisa menghasilkan Rp 6 juta per bulan," ungkap Sunardi.

Begitu juga peternak jangkrik lainnya, Agus (45 tahun) mengatakan dirinya menggeluti peternak jangkrik itu karena pendapatan usaha pengemudi angkutan tampak lesu juga terkadang pulang tidak membawa uang. Agus merintis usaha ternak jangkrik dengan membuat sebanyak empat kotak dan menghasilkan produksi 120 kilogram per bulan.

Dari 120 kilogram itu dijual ke pedagang pengecer burung Rp 50 ribu per kg, sehingga dikalkulasikan bisa menghasilkan pendapatan Rp 6 juta per bulan.

"Kami bisa meraup keuntungan bersih sekitar Rp 5 juta per bulan setelah dipotong biaya produksi Rp 1 juta," kata Agus.

Ketua Kelompok Usaha Jangkrik Kabupaten Lebak Suherman mengatakan, saat ini para peternak jangkrik di daerah ini tumbuh dan berkembang, karena permintaan pasar cukup tinggi. Bahkan mereka memasok ke Serang dan Tangerang.

Para peternak jangkrik itu sekitar 30 anggota tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak dan Kalanganyar. Mereka mengembangkan usaha budidaya jangkrik dengan memanfaatkan ruangan kamar untuk menyimpan kotak-kotak boks untuk produksi jangkrik. Produksi jangkrik itu mulai penetasan telur hingga sampai produksi membutuhkan waktu selama 30 hari.

Mereka mengembangkan ternak jangkrik itu, selain biaya produksi relatif kecil juga keuntungan cukup menggiurkan. "Kami mendorong para peternak jangkrik terus meningkatkan produksi, meski usaha itu masih menjadi pendapatan ekonomi sampingan," kata Suherman.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement